InfoAntiGalau - Interaksi antara ibu dan anak seharusnya berlangsung aktif, minimal dua
sampai tiga jam per harinya. Demikian kata Dosen Politeknik Negeri
Jakarta, Widjojo Hartono, dalam diskusi memperingati Hari Ibu.
Karena kedekatan
secara intensif, lanjutnya, sangat berperan bagi kesuksesan anak.
"Problem keluarga modern saat ini adalah minimnya interaksi dengan si
anak. Hal tersebut karena ibu lebih banyak meluangkan waktu bekerja di
luar. Oleh karena itu, si ibu perlu membagi waktu antara aktivitasnya di
luar dengan interaksi di rumah," kata Widjojo.
Keluarga dalam 24
jam harus dapat membagi waktu yang dibagi tiga, yakni delapan jam untuk
bekerja, delapan jam untuk tidur dan delapan jam lagi untuk keluarga,
petunjuk dari Widjojo. Jika pembagian waktu delapan jam tersebut sulit
dijalankan oleh para ibu, maka mereka bisa meluangkan waktu dua sampai
tiga jam atau sekitar sepuluh persen dari aktivitas di rumah.
"Kondisi
ini sangat memprihatinkan karena seorang ibu seharusnya bisa memberikan
bekal yang terbaik dan dapat memberi teladan bagi anak, yaitu dengan
cara komunikasi yang berlangsung aktif dan sebaiknya para ibu tidak
mengganti bentuk kasih sayang dengan barang-barang mewah," ujar Widjojo.
Saat
komunikasi berlangsung sebaiknya, kata Widjojo lagi, ibu perlu
menyelipkan pesan-pesan untuk pendidikan moral anak agar terhindar dari
pengaruh negatif, seperti tawuran dan pergaulan bebas.
Wakil
Ketua Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan, Nur Amalia mengatakan
pembagian peran tersebut sangat perlu antara ayah dengan ibu untuk
mengawasi anak, terutama untuk ibu yang aktif bekerja.
"Pembagian
peran untuk mengawasi anak janganlah 100 persen dilimpahkan pada ibu,
perlu pembagian peran dengan suaminya," ujar Nur. Era modern saat ini
lanjutnya, peran ibu berbeda dengan peran ibu dahulu. Dahulu ibu hanya
berperan mengurus anak dan mengurus masalah dapur, tetapi sekarang harus
berhadapan dengan tantangan ekonomi sehingga banyak perempuan berkarir
untuk membantu ekonomi keluarga.
Selain tantangan ekonomi,
tantangan lain yang dihadapi seorang ibu, yaitu mengawasi anak di tengah
pengaruh teknologi yang kian canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terlalu canggih, seperti internet yang memiliki peran negatif dan
positif dapat mempengaruhi perilaku anak, seperti tawuran dan seks
bebas. Jadi orangtua harus sadar dan dapat memberi masukan untuk anak,
jelas Nur.
Dikutip dari: www.republika.co.id